Halaman

Saat di Rumah

Ada hal menarik ketika berbincang-bincang dengan teman yang baru saja menikah. Mimpi-mimpi, harapan, cita-cita, tata nilai dan sebagainya mesti disepakati bersama. Mereka tidak lagi berpkir untuk diri sendiri, tetapi rasa dan keinginan berusaha dipadukan menjadi kolaborasi yang utuh, bak satu jiwa yang dipisahkan oleh dua raga yang berbeda antara suami-istri. Berikut adalah kutipan impian mereka di masa depan, semoga bermanfaat bagi teman yang baru saja menikah dan akan segera menikah.

" Tentang Rumah Tangga "

1. Segala sesuatu harus dimusyaawarahkan terlebih dahulu (suami-istri), sehingga diperoleh 'win-win solution'. Tetapi jika menemui hal yang sulit dan dan 'mentok' tidak ada kata sepakat, tentu saja dalam perkara kebaikan semua, ternyata pandangan suami dan istri berbeda maka suami harus menentukan keputusan, pilihan manakah yang diambil dan didasarkan pada keyakinan yang mantap.Kalo sudah yakin maka dijadikan sebagai keputusa syuro bersama, yang harus ditaati bersama-sama, selanjutnya bertawaqqal kepada ALloh.

2. Anak-anak diberikan peraturan agar mereka bisa terbiasa disiplin dan berkarya, baik sebagai individu maupun tim. Misal :
- Sehabis sholat subuh bersama, membaca Al Qur'an dan setor hafalan semampunya. Dengan harapan kelak akan terbiasa dengan suasana keilmuan
- Sehabis makan bersama ex. makan pagi, lalu piring2 dikumpulkan dan kemudian setelah pulang sekolah maka ada jadwa siapa yang kebagian mencuci dan bersih bersih. Harapannya budaya bertanggung jawab dan kebersihan tertanam sejak dini.
- Anak anak diberi waktu untuk bermain, belajar, dan bersosialisasi keluar rumah. Kalo pada waktunya keluar tidak mau, maka harus diberi stimulan pemakasaan agar mereka juga memperhatikan masalah umat, tidak hanya memperhatikan kebutuhan pribadi. Dengan begitu pula, saat saat usia masih anak anak mendapat kenangan yang menyenangkan dikala bermain bersama teman sebaya.
-Kalo ada anak yang bandel "nakal" di tabayun, apa sih permasalahannya. Jika anak itu memang bersalah harus diberi teguran dan tanggungjawab, tentunya sesuai dengan kondisi dan tingkat pendidikan anak tersebut, dan selalu diawasi dan dievaluasi pengaruh dari pemberian sanksi tersebut. Sanksi bukan sebagai hukuman tetapi sebagai bentuk rasa tanggungjawab, berani berbuat harus berani bertanggungjawab. Anak tidak di doktrin untuk mendapat hukuman bila bersalah, tapi mindset yang diberikan adalah berani mengakui kesalahannya, bertanggungjawab dan memperbaiki di masa depan.
-Anak-anak di dorong untuk berprestasi, dan diberikan reward yang menarik, berkompetisi untuk mendapatkannya. Semoga mereka di masa datang menjadi generasi yang berprestasi...dengan semangat berkarya bagi kemajuan umat.

Wuih....perbincangan belum selesai, tapi waktu sudah harus memisahkan kami. Benar-benar saat yang menarik untuk menjadi seorang pendengar.....


pengembara....

0 komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih atas atensi anda.

Arti Nama

Jenengku 石川 Ishikawa (stone river) 利津 Ritsu (beneficial haven).
Temokno jeneng jepangmu!
Created with Rum and Monkey's Name Generator Generator.